Hayo ngaku, siapa disini yang pernah mencoba rokok? (yang dibakar ya pastinya) angkat tangannya! Disini gue ingin berbagi sudut pandang yang gue miliki sebagai perokok pasif tentunya kepada para perokok pasif lainnya atau perokok aktif.
Pernah gak sih, kalian berada di posisi yang membuat kalian bingung harus bertindak apa, seperti contohnya saat ada yang merokok didekat kalian dan kalian adalah non-perokok. Disatu sisi mungkin merokok merupakan haknya dia, tapi menghirup udara segar juga merupakan hak kalian. Dari kedua sisi tersebut lah banyak pro kontra yang terjadi dikalangan masyarakat.
Mengapa gue menyebut diri gue sendiri sebagai perokok pasif? Well, saat hidup kalian sudah menempuh dijenjang Perguruan Tinggi, yang namanya hidup kalian itu gak bakal diatur oleh siapapun, sudah dianggap dewasa dan boleh memilih jalan hidupnya masing-masing termasuk menjadi perokok aktif, mungkin juga banyak yang udah jadi perokok aktif terlebih dahulu sejak SMP atau SMA namun saat di Perguruan Tinggi inilah mereka akan semakin membuka diri ke publik.
Keadaan yang seperti itupun membuat gue berada di sekeliling orang-orang yang menjadi perokok aktif (tidak hanya dilingkungan kampus aja ya btw, di semua lingkungan). Selama ini gue selalu fine fine aja dengan mereka, gue bergaul dengan siapa aja, ga milih-milih teman termasuk yang merokok. Beruntungnya, gue berada di sekeliling orang-orang yang paham akan resiko menjadi perokok pasif. Mereka biasanya akan menjauh dari gue untuk menjauhkan asap rokok dari gue, sangat-sangat gue apresiasi.
Bagi yang belum tau, asap rokok itu gak hilang dalam sekejap, dalam berjam-jam masih bisa hinggap diudara meski tak terdeteksi oleh indra penciuman dan penglihatan. Sudah banyak sekali kasus para perokok pasif yang terkena penyakit mematikan terlebih dahulu dibanding si perokok aktifnya.
Namun lama-kelamaan, gue sadar saat berada ditongkrongan yang dikelilingi perokok aktif, awal-awal mungkin fine aja, tapi setelah beberapa menit (sekitar 10 menitan) mulai ngerasain hal aneh disekitar dada dan pasti reflek gue langsung nutup hidung dan mencoba minimalisir efek rokok nya tersebut yang masuk.
Masalah utamanya disini adalah para perokok aktif tersebut tidak hanya menghabiskan 1 batang saja. Jadi otomatis, gue harus bertahan selama mungkin sampe udah gak ada yang ngerokok lagi. Meski udah pake cara agak menjauhkan diri, tapi tetep aja kita gatau kemana asap rokok itu bakal berhembus, mungkin udah diarahin ke arah berlawanan dari kita, tapi angin bisa merubah arah asap rokok itu dalam sekejap balik ke arah kita tanpa kita sadari.
Mungkin, solusi yang paling gampang adalah pindah tempat ke ruangan yang bebas asap rokok. Tapi ingat, gue gak pengen terjadi perpecahan disitu hanya karena satu batang yang merusak. Disini gue hanya ingin berpesan, meski terjadi perbedaan prinsip diantara kita, tali persaudaraan maupun pertemanan tidak boleh putus hanya karena hal tersebut. Tujuan postingan ini hanya untuk mengambil jalan tengahnya dari perbedaan prinsip tersebut.
Pesan gue terhadap para perokok aktif disana :
"Gue paham, rokok itu jadi salah satu kebutuhan kalian seperti menghirup udara segar yang jadi kebutuhan gue. Gue gapernah mengkotak-kotakan orang-orang disekeliling gue apakah dia perokok aktif atau tidak. Gue juga punya respect kok akan kebutuhan kalian untuk merokok. Tapi disaat ada non-perokok disitu yang soon to be perokok pasif, tolong kurangi konsumsi rokoknya disitu (seperti cukup 1 batang aja) atau kalo emang kurang, coba diatur asap rokoknya supaya gak terhirup sama si non-perokok itu. Jangan cuma ditiup ke arah yang berlawanan tapi gapeduli kemana asap itu akan meng-udara selanjutnya. Sudah banyak para non-perokok yang tadinya sehat-sehat saja, semenjak menjadi perokok pasif, mereka jadi terjangkit Asma. Mereka hanya malu untuk bilang, itu saja." -HNK2018
Semoga Bermanfaat,
See You In The Next Post.
Comments
Post a Comment